Mamak dan Bapak adalah orang orang yang aku sayangi, yang bisa meredakan emosiku, yang menjadi inspirasiku, dan yang menjadi penyemangatku.
Merekalah kebahagiaanku. Aku bahagia, jika mereka juga berbahagia.
Tetapi aku lupa, kapan terakhir kali aku melihat mereka berbahagia karena aku
Kapan terakhir kali aku membahagiakan mereka?
Aku ada di sini, jauh dari mereka, jauh dari orang-orang ternyamanku, ini semua aku lakukan untuk mereka, untuk kebahagiaan mereka.
Apakah aku di sini dan mereka bahagia?
Apakah mereka bahagia dengan mendengar apa yang sudah aku perbuat di sini?
Bahkan aku tidak paham apa yang telah aku perbuat di sini.
Hanya membuang-buang waktu, membuang-buang uang mereka, dan membuang-buang segalanya.
Berusaha melakukan apa yang membuatku bahagia tanpa mereka.
Aku selalu berusaha melakukan hal-hal yang berusaha membuatku bahagia.
Tetapi bahagia yang ku dapat tidak sesempurna bahagia bersama mereka.
Bahagia dengan dapat melihat wajah mereka setiap hari.
Bahagia dengan senyuman mereka setiap bangun tidur, pulang ke rumah, selama di rumah. Bercengkerama dengan mereka di teras rumah. Bergotong royong membersihkan rumah. Meringankan pekerjaan mereka di rumah. Melihat wajah lelah mereka saat tertidur. Mendengar tawa bahagia mereka. Mendengar curhatan mereka tentang pekerjaan mereka di sekolah.
Itu adalah segelintir kebahagiaanku bersama mereka yang tidak ku dapatkan selama aku di sini.
Bahagiaku di sini, bahagiakah aku di sini?
Bahagiaku yang sempurna hanya di saat malam minggu, karena saat itu aku menelepon mereka dan mendengar segala cerita-cerita dan kisah- kisah yang keluar dari nada telepon dari mereka juga adik-adikku. Itu adalah hal yang paling bahagia yang bisa kurasakan di sini.
Bahagia itu semakin memuncak saat aku bisa mendengar kata 'Alhamdulillah' yang ikhlas dan meluncur dengan lancar dari nada bicara mereka saat aku menyampaikan nilai bagusku. Tetapi itu berlangsung entah beberapa waktu yang lalu.
Sekarang, akhir-akhir ini, semangatku memudar.
Apakah aku rindu akan mereka?
Apakah semngat ku akan kebahagiaan sudah habis dan perlu diisi ulang?
Ya
Tetapi kemasan praktis isi ulang kebahagiaan belum tersedia di sini, di Tembalang.
Yang ada hanya kebahagiaan kemasan yang tidak ekonomis dan tidak praktis. Harus merogoh kocek dalam sekali untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Atau juga adanya kemasan unlimited yang hanya enam bulan sekali baru tersedia. Itu pun dengan porsi kebahagiaan yang hanya bertahan beberapa minggu.
Aku tahu dengan pasti kalau aku harus menunggu, menunggu hingga kemasan unlimited itu datang. Sayangnya itu baru datang berbulan-bulan berikutnya.
Apakah aku sanggup menunggu?
InsyaAllah, Bismillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar