Rabu, 24 Juni 2015

SERASA TARAWIH DI MASJIDIL HARAM

Seperti malam-malam sebelumnya, di malam Ramadhan yang ke-6 ini aku pergi ke Masjid bukan hanya sekedar ingin sholat Isya, bukan cuma sekedar ingin sholat Tarawih, bukan juga hanya ingin SHolat Witir. tapi sebagai warga baru di daerah ini, aku ingin mengubah cara bershaff warga di sini. Sudah hampir seminggu aku SHolat di Masjid ini, tetapi para Jamaah tidak begitu memperdulikan dengan Shaff yang tidak rapat dan tidak lurus. Mereka seakan tidak mau jauh-jauh dari Sajadah miliknya, sehingga mempertahankan posisi mereka. meskipun sajadah yang begitu besar bisa dipakai oleh dua orang.
yap, hari ini aku ke Mesjid langsung menuju shaff paling depan. shaff di mana kemarin aku melihat ada bagian yang benar-benar kososng (atau mungkin diisi setan). Bagian shaff tersebut kosong dikarenakan bagian tersebut tidak terdapat karpet di bawahnya. Akhirnya aku memutuskan untuk berdiri di atas keramik di bagian shaff yang kosong itu. di atas karpet di sebelah kiriku sudah terisi orang, tidak hanya dengan karpet, Beliau juga melapis karpet dengan sajadahnya. Aku melaksanakan Sholat tahiyatul Masjid terlebih dahulu dengan beralaskan keramik. setelah aku sholat, mbak di kiri ku berkata.
"Mbak, pindah di kiri saya saja, Mbak. di sini ada karpetnya. kalau di keramik begini sakit lututnya. sini sajadahnya bareng saya saja. tapi Mbak di kiri saya," ucap Mbak tersebut sambil menepuk karpet kosong di sisi kirinya.
"Maaf, Mbak. saya di sini saja. nanti di sini kosong Mbak, tidak ada yang mengisi," jawabku
"Tapi ini keras lho, Mbak. nanti sakit lututnya," Ujarnya lagi
"Tidak apa-apa, Mbak." jawabku tidak goyah
Akhirnya Mbak tersebut menyerah dan membentangkan sajadahnya tepat di hadapanku menutupi keramik. aku pun tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepadanya.
Hingga Sholat Isya dimulai dan berakhir, aku masih di tempat itu. tempat berkeramik yang telah beberapa malam menjadi sarang setan mengisi shaff yang kosong. dan hari ini sungguh lega dan senang rasanya dapat mengisi shaff ini, mengurangi dosa jamaah di sana karena telah mengosongkan shaff. dalam shalat ISya ku menangis. Alhamdulillah Allah memberi kesempatan kepada aku yang menutupi shaff tersebut. di dalam sujud, aku berniat ingin membelikan sajadah satu untuk menutupi keramik ini. sehingga tidak ada alasan untuk mengosongkan bagian shaff ini.
tetapi saat tausiyah diberikan, aku melirik ke karpet di sebelah kiri. ternyata karpet tersebut tidak bersambung dengan karpet di belakang, tidak seperti karpet sebelah kanan yang menyatu dengan bagian belakangnya dan ternyata ada tembok jadi tidak dapat menggesernya. hal ini berarti karpet sebelah kiri dapat digeser mendekati karpet kanan. sehingga tidak ada bagian keramik yang tidak tertutupi karpet. hal ini bisa menjadi cara jitu untuk mencegah kekosongan di bagian ini.
tetapi otakku berfikir lagi. kapan aku dapat menggesar karpet ini agar menyatu. bukankah saat ini jamaah sedang penuh-penuhnya. apa mungkin subuh nanti? karena zuhur sudah pasti aku kuliah. atau ashar? tetapi terdapat kajian yang sudah pasti masjid ini juga terisi penuh. aku berdoa lagi kepada Allah untuk memberikan kesempatan kepadaku untuk menggeser karpet kiri ini. entah kapan aku sempat. berikanlah kesempatan kepadaku, Ya Rabb.
Pada subuh hingga sore hari, aku merasa sangat sedih, tidak ada kesempatan untukku untuk menggeser karpet tersebut. ditambah lagi saat ISya datang aku terlambat memasuki Masjid. sudah pasti masjid sudah sangat ramai. dalam perjalanan ke Masjid, aku sedih, aku meminta maaf kepada Allah tidak dapat menjalankan misi dengan baik.
tetapi alangkah terkejutnya diriku, saat menemui karpet kiri dan kanan sudah bersatu, sudah tidak ada celah keramik lagi di sana. aku menuju ke shaff tersebut dan di kiri ku kembali Mbak yang kemarin juga berada di kiriku. aku mulai melakukan Sholat tahiyatul Masjid. dan tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah.
hingga saat sholat Isya, air mata ini tidak dapat terbendung lagi. sungguh mukjizat yang sangat luar biasa. pemrintaanku, doaku terkabul dalam jangka waktu hanya sehari. bahkan aku tidak meminta Allah yang mengeser karpet itu, aku hanya meminta aku yang diberi kesempatan untuk menggsernya. tetapi alangkah indahnya Allah mengabulkan doaku. aku jadi teringat kepada cerita-cerita orang-orang yang baru pulang dari Masjidil Haram. yang mana beliau akan bercerita bahwa setiap yang ia katakan pasti akan menjadi kenyataan dalm waktu yang sangat singkat. dan kejadian ini sungguh sangat mirip dengan kejadian di Masjidil Haram tersebut. meskipun aku yakin pasti ada orang yang menggesernya, namun aku tak tahu siapa itu. apakah dia melihatku shalat di atas keramik itu jadi hatinya tergerak untuk menggeser di saat dia yang memilki kesempatan. ataukah pengurus masjid tersebut yang menggeser.
Tidak peduli siapa pun yang menggeser karpet tersebut, aku sangat berterimakasih dan sangat terharu. Terimakasih sudah mau menjadi perantara Allah dalam mengabulkan doaku dan menyelamatkan shaff yang terputus.
Sungguh luar biasa nikmat Allah.
Sungguh luar biasa Kejutan Allah
Sungguh luar biasa
SUbhanallah.
Bahkan di Shalat Tarawih pun, air mata ku amsih mengalir
Mengingat betapa perhatiannya Allah mengabulkan doaku
Terimakasih Ya Rabb
Terimakasih wahai penyelamat Shaff yang terputus

Dari kejadian ini aku belajar bahwa Allah itu akan selalu mengabulkan setiap permintaan Hamba-Nya. Terutama permintaan yang bersih dan baik serta keluar dari hati yang ikhlas dan berniat hanya karena Allah. InsyaAllah, Allah tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengabulkannya.
Berdoa lah, berharaplah. dan yakinlah yang kamu doakan dan harapkan adalah hal yang baik dan ikhlas karena Allah ^^

L A S - M A

 Hai Hai aku Kenapa kamu?  Seperti tidak bersemangat Seperti tidak ada tenaga Depresi kah?  Karena apa Apa ini lasma?  Atau bosan dengan hid...

Popular,,