Senin, 30 Mei 2016

Lecture: Pengantar Penyakit Ginjal Anak (Dr. dr. Omega Mellyana, SpA - Divisi Nefrologi Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP)

Bismillah ...
Gejala ginjal anak yang  sering dijumpai:
1. Edema:
    - Renal
    - Kardial
    - Hepatal
    - Nutrisional
2. Hematuria: Dari ginjal atau di luar ginjal, biasanya kencing nya merah
3. Proteinuria
4. Hipertensi (primer/sekunder)
5. Penurunan laju filtrasi ginjal/ laju filtrasi glomerulus (AKI/PGK)
    -Laju filtrasi glomerulus anak (> 1 tahun), Normal > 90%

Proteinuria
- Biasanya kencingnya berbusa, terdapat gumpalan gumpalan
- Merupakan manifestasi besar pada penyakit ginjal
- Merupakan peningkatan kadar protein yang keluar di urine
- Kebanyakan anak-anak sehat memiliki keadaan proteinuria yang fisiologis (normal)
- Pada bayi  sampai anak-anak, proteinuria didapatkan karena keadaan ginjal yang belum matang
- Kadar normalnya tergantung juga pada usia
  * Nenonatus: 145 mg/ m2/ day
  * Infants: 110 mg/m2/day
  * usia 2 tahun: 85 mg/ m2/day
  * adults: 150 mg/day

Istilah klinik:
1. Protenuria transient: Proteinuria tidak ditemukan pada setiap saat BAK
    - Biasanya pada orang yang sering olahraga, anak yang demam tinggi,
    - Hanya numpang lewat, saat istirahat setelah berolahraga
    - banyak makan protein, semakin banyak protein yang dimakan,, fungsi ginjal makin menurun terutama glomerulus
2. Persistent proteinuria atau fixed proteinuria: Proteinuria positif pada semua spesimen urine -> patologis
3. orthostatic proteinuria: Ketika urin diproduksi dalam posisi berbaring, tes negatif. tetapi saat diproduksi dalam posisi berdiri, tes positif

Proteinuria persisten
- Terdapat gambaran penyakit struktur ginjal dan dapat melanjut menjadi gagal ginjal kronik
- Membran basal glomerulus menjadi bermuatan negatif
- Bagian dari penyakit sistemik
- Proteinuria yang berat atau proteinuria persisten ringan mengindikasikan penyakit ginjal dan harus diselidiki

Membran Kapiler glomerulus terdiri dari (dari dalam ke luar):
- Fenstrated endotel: filtarsi mencegah sel darah merah masuk, tetapi komponen lain berhasil lewat
- Membrana basalis: mencegah filtrasi protein yang lebih besar
- Celah membran yang dibentuk oleh kaki (pedicle) dari sel podosit: mencegah protein yang lebih kecil masuk

Mekanisme proteinuria:
- Ukuran dan perubahan barier: oleh dinidng kapiler glomerulus
- Protein dengan ukuran yang kecil (<40.000 D) dapat secara bebas melewati glomerulus dan biasanya diabsorbsi dan dikatabolisasi oleh tubulus proksimal
- Perubahan hemodinamik pada aliran darah glomerulus
- Peningkatan aliran protein

Deteksi:
- Semikuantitatif:
  * Metode kolorimetri (dipstik) --> terjadi perubahan warna, positif 2 (++): patologis
  * Metode turbidimetri (Asam sulfosalisilat)
  Interpretasi:
  * Sedikit : 10 mg/dl
  * 1+        : 30 mg/dl
  * 2+        : 100 mg/dl
  * 3+        : 300 mg/dl
  * 4+        : 1000 mg/dl
- Kuantitatif
  * Protein Kreatinin ratio (kreatinin memang secara normal dikeluarkan oleh ginjal)
  * Normal:
     Usia di bawah 2 tahun <0.5
     Usia di atas 2 tahun <0.2
  * Proteinuria >1.5
  * Proteinuria berat > 3.0

Bedakan proteinuria karena kerusakan glomerulus dengan tubulus:
                    Glomerulus                          Tubulus
Gravitasi:    Tinggi (Hipertonik)              ISostheuric (isotonik dengan plasma)
Protein:       >= 3                                      1+ pada dipsttick
Hematuria: Sering terjadi                         Biasanya ga ada
Silinder:     Macam2 (eritrosit, granula)   Sel tubuler atau tanpa sel (silinder hialin)
UPEP:        Albumin                                 Tidak ada molekul besar. Kemungkinan ada globulin
UPEP= Urine Protein Electrophoresis: uji untuk mengetahui kandung protein dalam urine

Epidemiologi
- Protein sering positif saat urine pertama pagi hari dengan dipstick
- Anak anak pra-sekolah (usia 4-5 tahun) di Australia selakatn:
  * 23 dari 9355 anak (0.25%)
  * 7 dari 23 anak tersebut positif setelah dites ulang
- Anak usia sekolah pada 4 sampel urin:
  * 1 dari 4 anak positif pada 10.7% anak
  * 4 dari 4 anak positif pada 0.1% anak

Prefalensi proteinuria: Studi di Taiwan screening program
- 10.288.620 anak sekolah SD dan SMP pada tahun 1992-1996
- 4 tahun prefalensi dari proteinuria 2+:
  * perempuan --> terendah pada usia 7 tahun, puncak pada usia 12 tahun
  * laki-laki --> terendah pada usia 7 tahun, puncak pada usia 13 tahun

Etiologi (penyebab) proteinuria pada anak-anak dan dewasa:
1. Proteinuria persisten:
    - Demam
    - Latihan berat
    - Pengaturan epinefrin
    - Stress
    - Gagal jantung Kongestif
    - Serangan jantung
2. Proteinuria asimptomatik (tanpa gejala) terisolasi:
    - Proteinuria ortotastik
    - Proteinuria persisten
3. Penyakit ginjal:
    - Sindrom nefrotik dengan perubahan sedikit (Minimal Change, MCD)
    - Glomerulonefritis akut post infeksi
    - Glomeluronefritis fokal segmental (FSGS)
    - Glomerulonefropati membran
    - Glomerulofritis ploriferasi membran
    - Lupus nefritis
    - Henoch Schonlein nefritis
    - NEfropati yang berhubungan dengan HIV
    - Nefritis interstitial kronik
4. Penyakit tubuler
    - Nekrosisi tubuler akut
    - Uropati obstruktif
    - Nefritis tubulointerstitial
    - Racun
5. Abnormalitas traktus urinarius bawaan ataupun tidak
    - Hidronefrosis
    - Polycystic kidney diseases
    - Nefropati refluxs
    - displasia renal

Algoritma terhadap proteinuria:


Tataalaksana:
- Anamnesis :
  * Paling tidak sudah 4 hari sakitnya
  * Sakit infeksi saluran pernapasan bisa lari ke ginjal (Streptococcus B-hemolyticus Grup A)
  * Perubahan berat badan dan jumlah urin
  * bersamaan dengan hematuria apa ga?
  * Riwayat penyakit ginjal di keluarga
- Pemeriksaan fisik:
  * Pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah
  * Identifikasi edema (pembengkakan isi cairan), ascites (timbunan air di perut), kulit pucat, ginjala terpalpasi (teraba) pada bayi baru lahir

Bila urine keruh --> ajukan pemeriksaan urine rutin
Diambil paga pagi hari karena mewakili protein sepanjang hari

Evaluasi pada proteinuria persisten:
- Evaluasi dari anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik
- URinalysis (Pemeriksaan urine)
- Hitung proteinuria: menggunakan rasio protein dan kreatinin (UPr/Cr ratio)
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan kimiazi, termasuk Na, K, Cl, CO2, glukosa, BUN (Blood Urea Nitrogen), Kreatinin, asam urat, Ca, P, protein total, albumin, Kolesterol, dll
- Total serum hemolitik komplemen C3, C4
- Tes antibodi antinuklear (tanpa inti), seperti tes serologi untuk sifilis, skrining hepatitis, ASTO (Anti-Streptolisin O : antigen pada Streptococcus sp.)
- Tes selektif untuk proteinuria
- Beta2 mikroglobulin, Alpha1 mikroglobulin, RBP (Rethinol binding protein), lisozim, dll
- USG abdomen
- Biopsi ginjal

Penanganan pada anak dengan proteinuria:
- Urinalisis pagi awal termasuk pemeriksaan sedimen
- Urinalisis ambulatory dan berbaring untuk dipstick protein
- Elektrolit darah, BUN, Cr (kreatinin), protein serum, kolesterol
- Titer ASTO, komplemen C3, ANA (antobodi anti-nuklear: tinggi mengindikasikan penyakit autoimun), serologi hepatitis B
- Pengumpulan urin 12 jam baik berbaring ataupun tidak
- USG ginjal, VCUG (Voiding Cystouretrography: X-ray kandung kemih dan uretra selama dilewati kontras), scan ginjal

Datang ke dokter dalam keadaan:
- Proteinuria persisten yang tidak ortostatik
- Riwayat keluarga Glomerulonefritis, Gagal ginjal kronik, transplantasi ginjal
- Gejala sistemik (seperti demam, artritis, dan kulit)
- Hipertensi anak, edema, vaskulitis kutaneus, purpura
- Hematuria dengan atau tanpa adanya silinder
- peningkatan nilan BUN atau kreatinin
- Peningkatan kecemasan orang tua


Protein (albumin) --> meningkatkan tekanan onkotik
Hipoalbuminemia:
- Darah menjadi encer > darah keluar dari pembuluh darah > edema
- Hepatomegali, karena hepar sebagai penghasil albumin bekerja keras untuk homeostasis albumin
- Peningkatan lipoprotein --> karena protein menurun, maka tubuh mengkompensasi dengan meningkatkan protein-protein yang lain, maka liporotein meningkat > hiperkolesterolemia
- Enzim enzim tubuh menurun

Peran ACEI dan ARB dalam menurunkan proteinuria
- Agen antiproteinuria mempertahankan integritas membaran dan menghambat proteinuria dengan cara menurunkan tekanan glomerulus
- ACEI dan ARB menunda perkembangan proteinuria nefropati menuju kegagalan berat
- Mngontrol hipertensi juga sangat penting dalam mengurangi proteinuria dan menunda perkembangan gagal ginjal, khususnya pad apasien hipertensi

ACEI dan ARB:
- Captopril 0.3 mg/kg/dosis, 3 kali 1 hari
- Enalapril 0.05-0.1 mg/kg/dosis, 2 kali 1 hari
- Lisinopril 0.1 mg/kg/dosis, 1 kali 1 hari
- Losartan 0.75mg/kg/dosis 1 kali 1 hari

Kapan mengajukan biopsi renal (ginjal):
1. Proteinuria <1 g/hari dan hematuria, penurunal pembersihan kreatinin (Cr clearance), penurunan C3 persisten, HTN
2. Proteinuria pada jarak nefrotik (<1 atau >8 tahun)
3. FTT (Failure to thrive: gagal tumbuh) dan proteinuria yang tidak bisa dijelaskan (tidak tahu penyebabnya)
4. Penurunan fungsi ginjal dengan proteinuria derajat rendah
5. Keluarga ingin tahu diagnosis spesifik

Hematuria
Adanya eritrosist dalam urine (koagulasi memanjang juga bisa terdapat darah dalam urin)
----> secara makroskopik, mikroskopik, persisten, asimptomatik, awal, akhir, total

Hemoglobinuria, mioglobinuria: Urin khas warna coklat tua, tanpa eritrosit
Diagnostik:
- Hemastik: Positif (+)
- Mikroskopik urin segar: eritrosit (+)

Etiologi:
- Ginjal
- Luar ginjal
- penyakit darah
- SIstemik

Hematuria dalam ginjal:
- Glomerulus
  * GNA : Glomerulonefritis akut
  * GNM : Glomerulonefritas Membranous
  * Nefropati IgA
  * Sindrom alport : Nefritis herediter
  * Hematuria benign rekuren
  * Hematuria familial
- Luar glomerulus
  * Penyakit ginjal polisitik
  * Trauma ginjal
  * Batu ginjal
  * Infeksi dalam ginjal (TBC, Pyelonefritis)
  * Trombosis vena renalis
  * Tumor ginjal
  * Hidronefrosis
  * Hiperkalsiuria idiopatik
  * Nekrosis papilar

Hematuria di luar ginjal: meliputi saluran saluran kemih (Ureter, kandung kemih, dan urtera)
- Trauma saluran kemih
- Tumor saluran kemih
- Batu saluran kemih
- Intoksikasi jengkol
- Benda asing dalma saluran kemih
- Kelainan kongenital saluran kemih
- FImosis
- Stenosis meatus
- Periuretritis (Mis: apendisitis)

Hematuria oleh karena penyakit sistemik:
- Lupus
- Sindrom Henoch Schonlein
- Poliartritis nodusa
- Endokarditis bakterial subakut

Hematuria oleh karena penyakit darah:
- Leukemia
- Sindrom Hemolitik Uremik (SHU)
- Trombositopenia purpura idiopatik
- Hemofilia
- Anemia sel sabit

Penentuan adal perdarahan
- Urin tampung 3 gelas (pertama, kedua, ketiga) selama satu kali kemih: menentukan letah kelainan
- Pemeriksaan di bawah mikroskop

Asal hematuria:
1. Glomerulus: Hematuria glomerular
    Tanda khas: - Deformitas eritrosit: Karena eritrosis melewati struktur glomerulus > eritrosit sering rusak > berubah bentuk
                        - Toraks eritrosist
                        - Proteinuria
2. Uretra: Hematuria terminal/ akhir
    - Nyeri suprapubik > kelainan bulu buli > kistouretroskopi
    - gangguan miksi
3. Saluran kemih atas: >> kencing pada anak

Hematuria persisten:
Hematuria, proteinuria berat, penurunan faal ginjal
--> bipsi ginjal untuk menentukan adanya kelainan glomerulus

ZAt dan obat yang menimbulkan hematuria dan mekanisme:
- Nefritis interstitial: Kaptopril, spironolakton, furosemid, omeprazol, rifampisin, kortimoksazol, cisplatin, penisilin, AINS
- Nekrosisi papil: asam salisilat
- SIstitis hemoragik: Siklofosfamid (bisa diberikan pada sindrom nefrotik, tetapi pada ISk urine nya merah)
- Urolitiasis: Inhibitor karbonik anhidrase, indinavir, ritonavir
- gangguan pembekuan darah: Obat anti koagulan (heparin)

Tahapan pencarian etiologi hematuria:
Anamnesis
|
Pemeriksaan fisik 
|
Pemeriksaan Lab (urin dan darah)
|
Uji tuberkulin
|
USG
|
PIV/MCU
|
ANgiografi
|
Sitoskopi
|
audiometri
|
Biopsi ginjal
Hematuria: Darah merah dalam urine
Hematuria positif palsu: Zat warna

Pemeriksaan:
1. Sedimen urin (mikroskopik):
    - Bilik hitung (Fuchs Rosenthal): >= 10 eritrosit/ml
    - Langsung: >= 5 eritrosit / LPB (100X)
2. Kimiawi dengan tes carik celup
3. Addis count: urin tamoung 12 jam (silinder/Cast)

Tata laksana:
- Bukan penyakit tersendiri
- Pengobatan sesuai penyakit primernya
- Hematuria mikroskopik asimtomatik: perlu pemantauan 3-6 bulan sekali sampai hematuria mikroskopik tidak ditemukan lagi/ diagnosis ditetapkan

Tambahan:
Gentamicin dan kortimoksazol dapat menyebabkan nefritis interstitial sehingga menyebar ke jaringan ginjal dan terjadi fibrosis

File lecture:
https://www.dropbox.com/s/fsdvbbkwc5hitps/PENGANTAR%20PENYAKIT%20GINJAL%20PADA%20ANAK%20Kuliah%20mhsw%202015.ppt?dl=0

Alhamdulillah seleai :)
Semangat dok!!
Kalau ada koreksi mohon disampaikan ya :) 
 

Trailer film Koala Kumal (di bioskop 5 Juli 2016)


Sumpah Keren banget: Trailer Film Koala Kumal - Raditya Dika (5 Juli 2016)

Senin, 16 Mei 2016

(: Belajar After Effects :)


Saya mencoba menerapkan hasil dari tutorial dari alamat web ini :

https://www.youtube.com/watch?v=RnAPxkS64HE&list=LLOob-yrDIh6o9kqr-gNNp7A&index=2

dan

https://www.youtube.com/watch?v=JFpH0P4vDCE&list=LLOob-yrDIh6o9kqr-gNNp7A&index=1

Enjoy it!!

Senin, 02 Mei 2016

Lecture: Pendekatan Diagnosis Ikterus (dr. Hirlan, Sp.PD-KGEH - Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi FK UNDIP)

Bismillah ...
Ikterus Merupakan perubahan warna sklera dan kulit menjadi kuning, akibat Hiperbilirubinemia
Apabila ikterus sudah terdeteksi di sklera --> Bilirubin sudah mencapai lebih dari 2
Apabila ikterus sudah terdeteksi di kulit --> Bilirubin sudah mencapai lebih dari 6

Tetapi apabila perubahan warna kuning hanya terdapat di telapak tangan saja, bukan di sklera maupun kulit, maka itu termasik hiperkarotenemia

Patogenesis:
1. Produksi heme berlebihan, biasanya pada pasien anemia hemolitik
2. Gangguan transpor ke hepar
3. Uptake hepar menurun
4. Gangguan konjugasi
5. Kerusakan hepatoselulare
6. Obstruksi saluran empedu besar
Apabila terjadi disebabkan oleh poin 1-4: Hiperbilirubinemia indirek, karena terjadi sebelum bilirubin dikonjugasikan
Apabila terjadi dikarenakan oleh poin 5-6: Hiperbilirubinemia direk

Pendekatan diagnosis:
1. Anamnesis: Sacred seven + Fundamental four
    Perhatikan:
    Umur -> Kemungkinan keganasaan, meningkat pada usita tua
                    DILI (Drug Induce Hepatic Injury), jarang pada anak-anak
                    Hepatitis virus A, lebih sering pada dewasa muda
    Pekerjaan -> Kemungkinan kontak dengan mikrobiota. Misalnya: Leptospirosis, Virus Hep A
    Jenis kelamin -> Terdapat penyakit penyakit khusus yang hanya terjadi pada perempuan
    Keluhan utama:
                    - Urine berwarna gelap
                    - Mata berwarna kuning
                    - Pruritus, untuk yang lama--> ikterus obstruksi karena keganasan
                    - Perut membesar
                    - Muntah darah/berak hitam
    Onset:
    - Ikterus timbul perlahan, tidak disadari pasien = kronik (hepatitis kronik, keganasan)
    - Nyeri tiba- tiba, bertahan beberapa jam, episodik, menjalar ke ujung scapula kanan= Kholedokolitiasis, jika  + febris = kholangitis
    - Nyeri punggung persisten, lama, membungkuk, ikterus berat, kurus = keganasan pankreas / pankreatitis kronik
    - Onset tiba-tiba selama di rumah sakit = sepsis, shock obat, eksaserbasi peny hepar sebelumnya
    - Terjadi dalam beberapa hari, nausea, anoreksia = hepatitis virus akut/karena obat
    - Petugas kesehatan, lab, kontak dengan darah pasien -> periksakan hepatitis virus (karena transmisi bisa melalui cairan atau darah pasien)
    Riwayat penyakit:
    - Transfusi --> akibat screening, bisa saja terdeteksi hepatitis B dan C
    - Obat/herbal --> terutama obat Anti TB
    - Homoseksual
    - Kolitis ulserasi = VSC
    - Operasi hepatobilier
    - Hemodialisis : Kebanyakan merupakan media penularan hepatitis C.
                               Dulu pernah hepatitis B, tapi sekarang pasien hepatitis B HBsAg+ sebelum
                               dihemodialisis harus menggunakan alat tertentu sehingga tidak tertular
    - Sakit jantung
    Tambahan:
    - Kalau SGOT/SGPT meningkat tetapi Plasma Protrombin Trombin (PPT) masih normal --> belum
      terjadi kelainan fungsi hati
    - ACLF (Acute Cronic Liver Disease), pasien dengan hepatitis B tetapi ternyata tidak terdeteksi
      dan malah sakit DHF (Dengue Hemorage Fever) dapat ditemukan seluruh test faal hati abnormal

2. Pemeriksaan Fisik: (Bold=spesifikasi tinggi peny fungsi hepar berat)
    1) Sklera ikterik
    2) Hepatomegali/splenomegali/hepar mengecil
    3) Eritema palmaris/spider navi
    4) Venektasi abdomen
    5) Pruritus
    6) Bruit di atas hepar
    7) Foetor hepatikum
    8) Ring Kayser Fleischer
    9) Flapping tremor --> Ensepalopati hepatis, CHD (Cronic Heart Disease)
   10) Ascites --> + perempuan, usia >40 tahun = tumor ovarium
   11) VF (Vesica fellea) teraba/tumor intra abdomen yang lain
   12) Ginekomastia = peny. hepar kronik atau karena obat
   13) Venous hums

3. Pemeriksaan Laboratorium
    1) Tes faal hati (TFH) : Sekumpulan tes faal umum untuk mengintai adanya kelainan hati.
                                          Nilai abnormal belum pasti penyakit hati primer
        SGOT>SGPT = mungkin DHF
        a) Bilirubin total, direk, indirek
        b) Ast (SGPT), Alt (SGOT)
        c) Gamma GT, Alkalifosfatase
        d) IgG dan IgM kuantitatif
        e) Albumin
        f) PPT
        (Bold = pemeriksaan minimal, Optimal= semuanya)
   2) Pemeriksaaan penunjang yang lain

Hiperbilirubinemia tipe Unconjugated
- Bilirubin indirek meningkat (80% atau lebih dari total)
- Bilirubin urine (-)
- Feces berwarna gelap (ini kenapa? masih belum tau, hehe)

Penyebab:
- Hemolisis
- Diseritropoesis
- Hematoma luas
- Infark Paru
- Sindroma Crigler Najjar (kongenital)
- Sindroma Gilbert

Hiperbilirubinemia tipe Conjugated
- Bilirubin direk meningkat > 20%, tanpa peningkatan bilirubin total = isolated
- Bilirubin direk dan indirek meningkat = mixed
- Urine berwarna gelap, karena bilirubin direk pemberi warna kuning
- Feses berwarna pucat

Hiperbilirubinemia conugated terdiri dari:
1. Parenkimal
2. Kolestasis: a. intrahepatik --> Stasisnya di kanalikuli
                      b. ekstrahepatik --> Stasisnya di saluran empedu besar

Bilirubin direk meningkat --> Gangguan parenkim hati atau juga kolestasis intrahepatik

Kepentingan klinik:
1. Alt dan Ast --> Dominan hepatoseluler
2. Ggt dan Alk fosfatase --> Dominan kholestasis

Bilirubin serum tidak bermanfaat untuk membedakan kelainan hepatoseluler atau kholestasis
Penyakit hepar kronik: Ast > Alt

Tanda-tanda lab sirosis:
1. Trombosit < 130
2. SGOT>SGPT
3. Albumin menurun
4. Globulin meningkat > 3,5

Aspartat transaminase (Ast=GOT)
- Meruapakan enzim mitokondrial
- Diproduksi oleh hepar, jantung, otot, dan ginjal
- Peningkatan moderate mungkin bukan berasal dari hepar
- Sering menunjukkan kerusakan yang lebih berat, bila nilai jauh lebih tinggi dari Alt

Alanin-transferase (Alt=SGPT)
- Merupakan enzim sitolitik
- Terutama diproduksi oleh hepatosit pada daerah peri-portal asinus (zona 1)
- Lebih spesifik untuk kerusakan parenkim hepar

Gamma Glutamil transpeptidase (GGT)
- Hanya diproduksi di hepatosist
- Meningkat pada kolestasis
- PEningkatan paralel dengan alkalifosfatase menunjukkan kelainan tersebut dari hepatobilier
- Untuk menilai metastasis lebih tajam dari alkalifosfatase, walau tidak spesifik
- Peningkatan GGT isolated, alcohol abused dan steatosis (Biasanya steatosisi hormonal-menopause)

Alkali fosfatase
- Produksi di hepatosist dan di jaringan lain di luar hati
- Peningkatan di serum terutama melalui kebocoran dari kanalikuli sinusoid atau membran plasma hepatosist ke sinusoid
- Peningkatan Alkali fosfatase merupakan pertanda kolestasis ekstrahepatal (disertai GGT)
- Peningkatan isolated harus dicari lesi fokal/keganasan ekstrahepatal (Tulang, ginjal)

Hiperbilirubin conjugated: Kerusakan hepatoseluler
- Alt meningkat, Ast meningkat
- GGt dan AF dapat meningkat ringan (< 2X normal)
- Meurpakan penyebab ikterus terbanyak
- Penyebab:
   Hepatitis virus : HBV
   NAFLD: karena kebiasaan memakan makanan ala barat
   Sirosisi hepatis
   Hepatitis imbas obat
   Hepatitis alkohol
   Hepatitis akibat gangguan sirkulasi

Hiperbilirubin conjugated: Kerusakan hepatoseluler
-  Af meningkat, GGT meningkat
- Af meningkat > 3X diikuti GGT yang sesuai, biasanya kolestasis ekstrahepatik
- USG sangat membantu


Jenis sirkulasi:
1. Syok: Bilirubin unconjugated meningkat
2. ISkemik/infark: Gambaran hpar biasa saja tetapi SGOT dan SGPT meningkat tajam

Diagnosis serologik infeksi HBV:
Keterangan:
- Infeksi: Pernah terinfeksi HBV
- Replikasi: Virus sedang aktif bereplikasi. antivirus hanya mempan diberikan saat fase replikasi
- Sakit: HBV masih aktif (akut) / remisi dan aktivasi

Diagnosis serologi infeksi HCV
Catatan:
Cek serologi HCV -->Rp3jt,-

Diagnosis serologi HAV:
- IgM-Anti HAV meningkat --> bisa terus tinggi sampai 7 bulan
- Anti-HAV total:
  Pernah terinfeksi
  Kekebalan 
  Positif hingga seumur hidup

Algoritme bila AF meningkat:

Apabila transaminase meningkat, SGOT>SGPT --> Kolesistasis ekstrahepatik
Kalau AF tidak terlalu tinggi, tetapi terdapat sumbatan ductus biliaris --> gara-gara batu

Sindroma kolestasis intrahepatik
- Penyakit hepar akut/kronik: Hepatitis virus, Hepatitis alkoholik, obat, otoimun
- Nutri parenteral total: jika dengan 1 subtrat (mis. dextrose 5) dalam 3 minggu
- Infeksis sistemik
- Post operasi

Sindroma kolestasis Ekstra hepatik:
- Batu saluran empedu
- Striktur bilier
- karsiinoma duktus
- karsinoma pankreas
- Pankreatitis kronik

Imunoglobulin plasma
- Membedakan akut atau kronik (vhC/vhB)
- Meningkat tinggi pada sirosisi hati dan otoimun
- Pemeriksaan penyaring dapat dengan SPE
- Lebih detail dengan kuantitatif


SPE: Alfa1-globulin
- Alfa globulin paralel dengan albumin pada penyakit hepar kronik
- Meningkat pada febris akut dan keganasan
- 90% terdiir atas alfa-antitripsin sisanya alfa 1-lipoprotein
- Penurunan sampai sangat rendah
- Bisa dikarenakan defisiensi alfa1 antitripsin

SPE: Alfa2-globulin
- Termasuk lipoprotein
- Meningkat pada kolestasis
- Menandakan asalnya dari hepatobiller (sering disertai peningkatan beta globulin)

SPE: Beta-globulin
- Peningkatan komplemen, sering pada penyakit autoimun
- Peningkatan bersama dengan alfa2-globulin merupakan tanda kolestasis

Gamma globulin:
- Meningkat pada sirosisi hepar
- Bentuknya wide based, poliklonal gamopati
- IgG, meningkat oada: hepatitis kronik, sirosisi hepatik, hepatitis autoimun
- IgM: Hepatitis akut virus, sirosis bilier primer

Plasma protrombin time:
- Menggambarkan dungsi metabolisme
- Akurat, karena tidak dapat dipengaruhi tindakan dokter
- Bila meningkat terus pada hepaitits akut ingat Fulminant hepatic failure
- Pada sirosis hepar: Prognosisi buruk (Keriteria DF), kapsul fungsi hati turun (Critea Child-Plugh)

Kriteria DF (Discriminant function)
4.6 (PPT pasien - kontrol) X bilirubin total
bila > 32 --> prognosis buruk 

File Lecture:
https://www.dropbox.com/s/98uq59u64pzdece/Ikterus.ppt?dl=0

Yey Alhamdulillah...
Mohon koreksinya yaaa readers!! 

L A S - M A

 Hai Hai aku Kenapa kamu?  Seperti tidak bersemangat Seperti tidak ada tenaga Depresi kah?  Karena apa Apa ini lasma?  Atau bosan dengan hid...

Popular,,